Jumat, 21 Mei 2010

PENYAKIT HATI

Penyakit hati sendiri terbagi menjadi dua : Penyakit Subhat yang disertai keragu-raguan dan penyakit syahwat yang yang disertai kesesatan. Kedua penyakit itu disebutkan Al-Qur’an. Berkenaan dengan penyakit subhat, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 10 :

Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya”

Allah juga berfirman dalam Surat Al-Mudatsir ayat 31 :

Artinya : “Supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan) : “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan”.

Berkenaan dengan orang-orang yang diajak untuk mengambil hokum dari Kitabullah dan Sunnah Rosul lalu mereka menolak dan berpaling dari ajakan tersebut, Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 18-50:

Artinya : “Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rosul-Nya, agar rosul mengadili di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk dating. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka dating kepada Rosul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit; atau (karena) mereka ragu-ragu atau (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rosul-Nya berlaku dzalim kepada mereka, Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang dzalim”.

Semua ayat ini berkaitan dengan penyakit subhat dan keraguan.

Adapun penyakit syahwat, difirmankan oleh Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 32 :

Artinya : “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya”.

Semua ayat ini berkaitan dengan penyakit syahwat terutama berzina, Wallahu a’lam.

 Penyakit Jasmani

Berkenaan dengan penyakit Jasmani Allah berfirman :

Artinya : “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit”. (An-Nur : 61)

Allah menyebutkan penyakit jasmani dalam haji ketika berpuasa dan saat berwudlu, tetunya karena suatu rahasia tersembunyi yang amat menakjubkan yang menjelaskan kepada kita keagungan Al-Qur’an, bahwa bila kita memahami dan mengerti kandungannya, kita tidak lagi membutuhkan petunjuk lain.
Selain itu, formula pengobatan penyakit jasmani ada tiga : Menjaga kesehatan, menjaga tubuh dari unsur-unsur berbahaya dari dalam tubuh. Allah menjelaskan ketiga formula medis itu di tiga tempat berbeda. Dalam persoalan puasa, Allah berfirman :
Artinya : “Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya bershiyam), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yaglain…..” (Al-Baqarah : 185).

Berkenaan dengan ibadah Haji, Allah berfirman :

Artinya : “Jika ada di antara yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajhiblah atasnya berfidyah, yaitu : bershiyam atau bersedekah atau berkorban”. (Al-Baqarah : 196)


Dzat yang berbahaya bila mendekam dan tidak segera di atasi ada sepuluh : Darah apabila sudah bergejolak, mani bial keluar secara terus-menerus, air seni, kotoran, kentut, muntah, bersin kantuk, rasa lapar dan dahaga. Semua dzat yang sepuluh ini bila di tahan-tahan dapat menimbulkan penyakit. Allah telah memperingatkan, agar kita mengeluarkan dzat berbahaya yang paling ringan sekalipun, seperti uap jahat yang mengendap di balik rambut, tentunya agar kitapun mengeluarkan dzat berbahaya yang lebih sulit lagi dikeluarkan. Itulah metologi Al-Qur’an, menjadikan hal yang lebih ringan untuk mengindikasikan hal yang sama pada yang lebih berat.

Orang yang tidak bisa membedakan antara kesehatan hati yang penuh syahwat kebinatangan dengan kesehatan hati yang sesungguhnya, hendaknya ia menangisi hatinya sendiri, karene hatinya sudah mati. Hendaknya ia meratapi cahaya hatinya yang kini tenggelam dalam lautan kegelapan.