Rabu, 17 Agustus 2011

Khasiat Pegagan/Antanan(sunda)

Pegagan merupakan tanaman obat yang cukup terkenal di kalangan masyarakat
luas. Bahkan ia mendapat pengakuan dari organisasi-organisa si kesehatan
dunia sebagai herba yang berpotensi tinggi. Sejak ribuan tahun yang lalu
Pegagan telah digunakan sebagai penawar di beberapa negara besar dunia
seperti India, Pakistan, dan Eropa Timur.

Nama Latinnya Centella Asiatica. Termasuk famili Apialeae. Banyak sebutan
yang diberikan masyarakat terhadap pegagan, seperti misalnya, Daun Kaki
Kuda, Daun Aga, Pegagan, Pegago Ambun, Pegago (Sumatera), Pegagan, Antanan
Gede, Gagan-gagan, Ganggagan, Pante Gowang, Calingan, Rambat, Pacul Gowang
(Jawa/Sunda) , Kos-kosan (Madura), Daun Tungke-tungke, Kisu-kisu (Sulawesi),
dan lain-lain.

Di Amerika tanaman ini dikenal dengan nama “Gotu Kola”, masyarakat Cina
menyebutnya Chow Sui, sementara di India disebut dengan Valeeri atau Gotu
Kola.

Pegagan merupakan tumbuhan Kosmopolit atau memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas, terutama di daerah tropis dan sub tropis. Tanaman ini menyebar
liar dan dapat tumbuh subur di atas tanah dengan ketinggian 1-1250 m dari
permukaan laut. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropis dan sering ditemui
tumbuh melimpah di tempat-tempat terbuka, seperti tegalan, dan tempat yang
agak terlindung. Pegagan menyukai lingkungan yang basah, seperti selokan,
areal persawahan, tepi-tepi jalan, padang rumput, dan bahkan tepi-tepi
tembok atau pagar.

Ciri fisik tanaman ini, tumbuh merayap menutupi tanah, tidak berbatang,
tinggi tanaman antara 10 – 15 cm, memiliki daun satu helaian yang tersusun
dalam roset akar dan terdiri dari 2 – 10 daun. Umumnya daun berwarna hijau,
berbentuk seperti kipas, buah pinggang atau ginjal, permukaan dan
punggungnya licin, bagian tepinya agak melengkung ke atas, bergerigi dan
kadang-kadang berambut, tulangnya berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung,
berdiameter 2 – 7 cm.

Tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang berukuran 5 – 15 cm.
Sepanjang tangkai daun beralur dan di pangkalnya terdapat daun sisik yang
sangat pendek, licin, tidak berbulu dan berpadu dengan pangkal tangkai daun.

Pegagan memiliki tangkai bunga yang sangat pendek, keluar dari ketia daun,
tersusun dalam karangan seperti paying, berwarna putih atau merah muda, agak
kemerah-merahan, berbentuk bundar, lonjong, cekung dan runcing ke ujung
dengan ukuran sangat kecil. Kelopak bunga tidak bercuping, bertajuk bunga
berbentuk bulat telur dan meruncing ke ujung.

Buah Pegagan berukuran kecil, panjang antara 2 – 2,5 mm, lebar ± 7 cm,
berbentuk lonjong atau pipih, menggantung, baunya wangi, pahit rasanya,
berdinding agak tebal, berkulit keras berbentuk dua, berusuk jelas, dan
berwarna kuning.

Akar Pegagan berbentuk rimpang dengan banyak stolon (akar berbentuk rumpun),
berkelompok dan lama-kelamaan meluas hingga menutupi tanah, merayap dan
berbuku-buku. Akar ke luar dari buku-buku tersebut dan tumbuh menjurus ke
bawah atau ke dalam tanah.

———

Pegagan Sebagai Obat

Bagian pegagan yang digunakan untuk obat adalah seluruh bagian tanaman,
kecuali akar. Sebagai obat tradisional, penggunaan pegagan harus sesuai
dengan dosis yang dianjurkan. Ada baiknya sebelum mengonsumsi obat dari
pegagan, terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter atau ahlinya. Saat ini,
penggunaan resep obat tradisional, mulai direkomendasikan oleh para dokter
di rumah sakit – rumah sakit tertentu atau klinik – klinik herbal. Kebutuhan
setiap pasien berbeda, tergantung dari kondisi penyakit dan kesehatannya.
Dalam hal ini pegagan dikonsumsi tidak hanya untuk menyembuhkan suatu
penyakit, tetapi juga untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima, baik
anak – anak, remaja, maupun manusia usia lanjut (manula).

Pemakaian obat dari pegagan secara oral tidak dianjurkan bagi pasien yang
menderita tekanan darah rendah, ibu – ibu yang sedang hamil, dan anak – anak
di bawah dua tahun. Namun, para ahli obat tradisional dapat menggunakan
beberapa simplisia lain untuk mengantisipasi agar tekan darah tetap normal,
misalnya dengan menambahkan jahe untuk menormalkan tekanan darah.

Efek pemakaian secara oral relative lebih cepat. Dengan dosis yang tepat,
pengobatan selama 2 – 3 hari, efek ini sudah terlihat. Dosis yang berlebihan
dapat menimbulkan gangguan berupa penurunan tekanan dara secara berlebihan.
Karenanya, sebelum mengkonsumsi pegagan, dianjurkan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan dokter.

Sebagai obat luar, seperti perawatan kulit wajah dan seluruh tubuh, atau
pengobatan terhadap luka, bisul dan memar, pegagan dapat dikonsumsi oleh
siapa saja. Sudah terdapat beberapa produk perusahaan farmasi berbahan bauk
pegagan yang berfungsi untuk mengobati luka parut dan keloid. Produk –
produk itu dipasarkan dengan berbagai merek.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Annals of Plastic surgery,
dikemukakan bahwa luka akibat melahirkan (episiotomi) dan luka – luka lain
dapat disembuhkan dengan pegagan. Dijelaskan bahwa pegagan mengandung zat
yang dapat melancarkan sistem peredaran darah dan memperbaiki
jaringan-jaringan yang rusak akibat perlukaan. Fakta tersebut diperkuat lagi
dengan adanya jurnal kedokteran di Prancis (1996) yang melaporkan bahwa
perempuan yang habis melahirkan (pasca bersalin) yang diterapi dengan
ekstrak pegagan dapat sembuh lebih cepat dibandingkan dengan yang hanya
mendapat perawatan standar. Pasien yang mengalami pembengkakan kaki akibat
penyempitan pembuluh darah juga dapat disembuhkan dengan pegagan. Pemakaian
obat dari pegagan secara oral tidak dianjukan bagi pasien yang menderita
tekanan darah rendah, ibu – ibu yang sedang hamil, dan anak – anak berusia
di bawah 2 tahun.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya dengar antanan dapat menyembuhkan sakit Asam Urat, apakah ada yang pernah mencobanya?, terima kasih ,winata